Aku ga tau kamu masih ngecek blog ini atau bahkan udah lupa, tapi aku berharap kamu melihat entriku yang satu ini.
Aku nulis ini disponsori oleh hati yang gelisah dan benak yang dipenuhi oleh pikiran yang aku ga tau jawabannya. Aku tau mungkin ini kedengaran lucu. Kamu boleh tertawa saat membaca ini tapi yang penting aku ga tau kalau kamu benar-benar ketawa.
Aku rindu.
Itu yang ingin kusampaikan 3 tahun yang lalu.
Sejak 3 tahun yang lalu aku sudah menekan egoku sedalam-dalamnya. Aku meminta maaf, ngucapin selamat idul fitri, idul adha, selamat ulang tahun. Tapi nyatanya kamu ga tau.
Aku ga mau bahas terakhir kali kita berbicara karena itu yang bikin kita berhenti berbicara satu sama lain. Aku minta maaf karena sudah melabeli kamu brengsek. Aku minta maaf karena sudah menjauh. Aku minta maaf karena memutuskan memblokir semua sosial media kamu, aku minta maaf karena sudah berbuat kekanakan.
Aku nulis gini bukan maksud diberikan maaf sepenuhnya lalu kita bisa saling melempar kata sayang lagi. Aku nulis gini karena aku menyesal dengan apa yang udah aku lakuin ke kamu.
Dalam 3 tahun ini walaupun aku sibuk dengan sekolah dan masuk ke perguruan tinggi, walaupun aku keliatan udah lupa sama kamu, aku tetap selalu mikirin gimana cara biar kita ga begini. Biar kita ga perang dingin lagi karena memang aku yang mulai ini.
Malam kemarin aku berniat mau negur kamu. Aku mau terdengar normal dan bisa merelakan kamu tapi kuurungkan niatku karena aku takut.
Aku takut terlihat lemah dihadapan kamu, aku takut kamu malah menganggapku menyedihkan, aku takut kamu mengabaikanku.
Mungkin egoku yang masih terlalu tinggi untuk lebih dulu minta maaf tapi aku juga bingung.
Terakhir kali kita bicara, kamu mencampakkanku. Aku marah karena aku masih sayang sama kamu, aku sangat sayang sama kamu bahkan sampai sekarang setelah 3 tahun ini. Waktu aku bilang "hapus aku dari hidupmu"
Kamu bilang "Kenapa harus dihapus? kita bisa berteman." Lalu disambung dengan "tolong jangan nangis"
Kamu bodoh dan ga sengaja bikin aku nangis lebih keras. Aku sedih setelah kehilangan orang yang paling kusayang. Kamu pergi ninggalin aku ke daratan Bumi yang lain, lalu mencampakkanku saat aku sedang berpikiran positif tentang kamu kalau selama ini kamu sedang sibuk dengan urusanmu. Aku jelas saja nangis, bodoh. Aku nangis sampai air mataku ga bisa tumpah lagi. Aku berduka untuk diriku sendiri. Aku nangis kayak orang bodoh.
Lalu 2 tahun kemudian, kamu muncul lagi. Aku harus ngapain?
Ini kalimat terakhir buat kamu. Aku masih sayang dan aku rindu. Sayang dan rindu atau ga kamu ke aku, itu bukan urusanku. Dan kalau kamu baca ini dan nganggap aku berlebihan dan menggelikan, kamu boleh menganggapku begitu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar